get app
inews
Aa Text
Read Next : Antusiasme Warga LDII untuk Berkuban Terus Meningkat dari Tahun ke Tahun

DPP LDII: Kurban Merupakan Ibadah Tertinggi yang Paling Disukai Allah pada 10 Zulhijah

Sabtu, 07 Juni 2025 | 13:12 WIB
header img
DPP LDII: Kurban Merupakan Ibadah Tertinggi yang Paling Disukai Allah pada 10 Zulhijah, (Foto: LDII)

JAKARTA, iNewsWayKanan.id - Kurban merupakan ibadah tertinggi yang paling disukai Allah pada 10 Zulhijah, yang di dalamnya terdapat nilai-nilai ketakwaan individu dan kesalehan sosial. Sekaligus memetik suri teladan dari dua nabi besar, Ibrahim dan Ismail yang merupakan nenek moyang Rasulullah SAW dalam mendidik dan membentuk generasi muda yang unggul.

Pernyataan tersebut dilontarkan Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, menyambut Hari Raya Kurban yang jatuh pada 10 Zulhijah atau 6 Juni 2026, “Nabi Ibrahim dalam mendidik anaknya diarahkan kepada rasa takwa kepada Allah, dan mengedepankan perintah Allah dibanding kepentingan duniawi atau pribadi kepada Nabi Ismail dan anaknya yang lain,” papar KH Chriswanto.

Dengan pola edukasi yang diarahkan pada tauhid, kepahaman yang kuat terhadap agama, dan akhlakul karimah menjadikan Ismail sosok yang bertakwa sejak usia muda, “Puncaknya saat Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih Ismail sebagai pengorbanan. Peristiwa itu yang saat ini menjadi ibadah kurban, yang dilaksanakan umat Nabi Muhammad,” tuturnya.

Nabi Ibrahim meskipun tidak sering bertemu Nabi Ismail, selalu mengajarkan hikmah dengan komunikasi yang jelas, bahkan terkadang dengan metafora untuk memberi perumpamaan agar pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas. Nabi Ibrahim dan Siti Hajar mampu berkolaborasi dalam mengedukasi anak, agar menjadi pribadi yang unggul.

“Ketaatan dan ketakwaan Nabi Ismail terhadap kedua orangtuanya, menjadikannya ringan dalam menjalani perintah Allah,” kata KH Chriswanto.

Pola mendidik anak yang dilandaskan kepada agama, haruslah menjadi acuan umat Islam. Terbukti, pola pendidikan tersebut mampu membentuk akhlakul karimah dan etos kerja, yang menjadikan individu sebagai profesional yang berintegritas.

Tokoh-tokoh nasional seperti Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, Bung Hatta, hingga Buya Hamka merupakan pribadi yang ditempa dengan nilai-nilai Islam yang kuat, “Mereka memiliki kontribusi yang besar pada zamannya dan pengabdian mereka pada Ibu Pertiwi menggema hingga kini, sebagai teladan bangsa Indonesia,” tegas KH Chriswanto.

Ia berpendapat, memahami kurban dengan melihat teladan Nabi Ibrahim dalam mendidik anak, dapat mengubah pola didik anak yang kini cenderung liberal, “Anak-anak yang dididik tanpa aturan, berakibat kepada anak yang semaunya sendiri dan tidak memahami norma yang berlaku dalam masyarakat, apalagi norma agama,” ungkapnya.

Akibatnya, mereka yang tidak memiliki pemahaman agama yang kuat, saat mereka mendapatkan tongkat estafet kepemimpinan nasional, berpotensi mengabaikan kepentingan bangsa dan negara, “Pemimpin yang tak memiliki ketakwaan, tidak akan memiliki rasa takut terhadap hisaban amal di hari semua amalan harus dipertanggungjawabkan,” tegas KH Chriswanto.

Lebih lanjut Chriswanto menjelaskan bahwa berdasarkan data tahun 2022 warga LDII berkurban sebanyak 42.646 ekor, tahun 2023 berkurban 47.341 ternak dan tahun 2024 sebanyak 50.460 ekor.

“Untuk tahun 2025 ini LDII menyiapkan lebih dari 3.000 lokasi salat Idul Adha di seluruh Indonesia. Data sementara hewan kurban per hari ini 6 Juni 2025 pukul 15.00 WIB, total sementara 34.302 ekor. Dengan rincian 18.215 ekor sapi, 20 ekor kerbau dan 16.067 ekor kambing,” pungkas Chriswanto.

 

 

 

Editor : Yuswantoro

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut