JAKARTA, iNews.id - Indonesia memiliki kekayaan alam, termasuk tambang yang melimpah. Hal tersebut yang membuat perusahaan asing mengincarnya.
Banyak perusahaan asing menanamkan investasinya di sektor energi dan mineral tambang, seperti minyak dan gas (migas), batu bara hingga emas di dalam negeri. Bahkan, perusahaan asing ini sudah berinvestasi puluhan di Indonesia.
Dari beberapa perusahaan asing tersebut, ada yang sahamnya tetap milik mereka, namun ada pula yang sebagian atau mayoritas milik Indonesia, seperti PT Freeport Indonesia.
Berikut ini lima perusahaan tambang asing yang menguasai hartu karun Indonesia, dikutip dari berbagai sumber:
1. BP
BP merupakan salah satu investor asing terbesar di Indonesia yang beroperasi di Indonesia selama 70 tahun, dengan induk usaha ada di London, Inggris. BP saat ini mengelola proyek LNG Tangguh Train III, yang merupakan salah satu proyek strategis nasional di sektor hulu migas yang diteken Presiden Joko Widodo dalam Peraturan Presiden Nomor 109/2020.
Proyek dengan investasi sebesar 8,9 miliar dolar AS ini diproyeksikan dapat menghasilkan gas sebanyak 700 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), serta 3.000 barel minyak per hari.
2. Chevron Pacific Indonesia
Chevron Pacific Indonesia merupakan anak usaha Chevron, perusahaan migas asal Amerika Serikat (AS). Produksi minyak Chevron pada 2012 sekitar 35 persen dari total produksi minyak di Indonesia.
Proyek Chevron di Indonesia terhitung cukup banyak, mulai dari pengelolaan Blok Rokan hingga proyek Indonesia Deepwater Development (IDD), namun Chevron sudah keluar dari proyek tersebut. Kendati demikian, Chevron sepertinya sedang fokus mengembangkan lini bisnis baru di sektor energi baru terbarukan.
Chevron beberapa waktu lalu menggandeng Pertamina dalam kerja sama Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) atau teknologi untuk mengurangi karbon yang dihasilkan pembangkit batu bara.
3. ExxonMobil
ExxonMobil, perusahaan asal Texas, Amerika Serikat ini berinvestasi di Indonesia dengan mengelola blok migas Cepu melalui Exxon Mobil Cepu Limited. Mengutip laman resmi ExxonMobil, perusahaan memegang 45 persen saham di blok Cepu hingga 2035.
ExxonMobil juga mengembangkan proyek Banyu Urip sejak 2001 dengan estimasi produksi puncak mencapai 165 ribu minyak per hari. Pengelolaan proyek ini berada di bawah kontrak pengelolaan blok Cepu.
4. Shell
Shell dikenal sebagai pesaing Pertamina dalam menjual produk Bahan Bakar Umum (BBM). Produk-produknya dibanderol sesuai harga pasar dan SPBU Shell banyak dijumpai di berbagai daerah.
Shell juga mengelola sejumlah proyek gas, salah satunya proyek raksasa kilang gas alam cair (LNG) Masela di Maluku. Namun, Shell memutuskan mundur dari proyek tersebut meski belum resmi.
5. Freeport
Freeport perusahaan asing asal AS yang menguasai tambang emas dan tembaga di Papua ini, kini mayoritas sehamnya dimiliki oleh Indonesia. Dari sebelumnya hanya memiliki saham kurang dari 10 persen, pada akhir 2018 lalu, kepemilikan Indonesia di Freeport menjadi mayoritas atau 51,2 persen.
Namun sebelumnya, Freeport sempat mengelola tambang di sana selama puluhan tahun. Freeport yang telah beroperasi di Indonesia sejak 1967 tersebut tak hanya mengeruk emas, tapi juga tembaga dan logam lainnya di Indonesia.
Baca pembahasan mengenai “Harta Karun” Alam Indonesia selengkapnya di Sindonews.com melalui link berikut https://www.sindonews.com/topic/16422/harta-karun
Editor : Yuswantoro
Artikel Terkait