JAKARTA, iNewsWayKanan.id - Vape dan rokok, ternyata kedua hal tersebut sama-sama merusak paru. Masih banyak yang menilai rokok atau rokok elektrik berbeda satu sama lain. Bagaimana penjelasannya?
Menurut Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Probo Yudha Pratama Putra penggunaan vape ternyata juga memiliki risiko bahaya bagi penggunanya, seperti halnya rokok.
“Electronic nicotine dispensing systems (ENDS) yang sering kita kenal sebagai e-cigarattes atau vape, memiliki sederet kandungan dan komposisi yang merusak tubuh kita,” tutur dia dikutip iNews.id, Sabtu (17/6/2023).
Lebih lanjut, di dalam vape terdiri dari baterai kawat nikel, copper, hingga silver. Kemudian cairan atau liquidnya berisikan kandungan propylene glycole, nicotine, glycerol, tetrahydrocannabinol, acetaldehyde, formaldehyde, dan acetamide.
Saat berbahai komposisi tersebut tercampur menjadi satu dan membentuk asap yang dihirup tubuh, efek dari asapnya pun akan berbahaya bagi tubuh. Bahkan sempat membuat wabah EVALI.
“Pada tahun 2019, terjadi sebuah outbreak atau wabah penyakit yang disebabkan oleh vape, yakni wabah e-cigarette or vaping product use-associated lung injury yang sering disebut dengan wabah EVALI. Hal ini disebabkan karena terjadinya peradangan kronis yang disebabkan kandungan dari vapor. Penggunaannya dapat meningkatkan mediator inflamasi pada tubuh, dan juga oxidative stress pada tubuh kita,” ucapnya.
Tak sekedar menyakitkan, kata Yudha, EVALI berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Menurut salah satu penelitian, ada 68 kematian dalam sebuah wilayah dilaporkan terjadi berkat penggunaan vape.
Sebagian besar pasien bahkan memerlukan ventilasi mekanis untuk membantu mereka bernafas. Bagi mereka yang sudah parah, berujung pada kematian.
Terkait perbandingan rokok eletkrik dan rokok, Yudha menjelaskan bahwa vape memang memiliki tingkat kerusakan yang lebih rendah. Hal ini sudah terbukti secara ilmiah melalui penelitian ahli yang dapat dipertanggungjawabkan.
Namun tetap saja, jika vape digunakan secara berlebihan akan menjadi bom waktu yang dapat membahayakan tubuh kita.
“Menurut saya anggapan bahwa vape lebih baik daripada rokok itu tidak tepat. Sebisa mungkin hindari vape dan rokok konvensional. Vape mungkin lebih rendah tingkat kerusakannya, namun tetap saja memberikan efek buruk pada paru-paru dan kelangsungan hidup masyarakat,” ujar Yudha.
Artikel ini sudah terbit di inews.id dengan judul: Soal Bahaya Vape dan Rokok, Dosen FK: Sama-sama Merusak Paru
Editor : Yuswantoro
Artikel Terkait