WAY KANAN, iNewsWaKanan.id - manusia tentu ingin bisa mewujudkan impiannya hingga menggapai kesuksesan. Banyak contoh sukses dalam bidang dan peran masing masing, misalnya sukses berkarier menjadi artis, dokter, ataupun politikus, maupun pejabat. Namun, nyatanya hal tersebut tidak bisa diwujudkan dengan mudah oleh semua orang. Apalagi seseorang dengan ekonomi menengah ke bawah harus berjuang sendiri meraih kesuksesannya.
Tidak jarang hal tersebut membuat mereka kalah saing dengan orang-orang yang memiliki privilege tertentu dari orang tua dan berbagi aspek lain nya. Hal tersebut merupakan fenomena yang sering kita temukan dan banyak terjadi. Tentu hal ini tidak boleh terjadi, anak muda Generasi Penerus harus punya tekad yang kuat untuk menentukan langkah dan berani mengambil resiko apapun yang terjadi demi menggapai kesuksesan nya.
Kali ini kita mencoba menguak kisah inspiratif dari salah satu seorang pejabat utama dilingkungan pemerintahan kabupaten Way Kanan bernama Saipul. Ia merupakan sekretaris daerah (Sekda) Way Kanan yang sukses, terhitung ia sudah menjabat hampir 10 tahun lamanya sampai saat ini. Kisah inspiratif saipul yang akan kita ceritakan kali ini adalah dimana sebelum ia sukses seperti saat ini ternyata dulu saat ia menempuh pendidikan ia pernah tinggal di mushola hingga sampai berjualan koran keliling.
"Jadi pada waktu saya kuliah disalah satu universitas yaitu Fisip-Unila, jadi waktu itu saya mendaftarkan diri untuk menjadi penjaga gedung tempat saya kuliah dulu, selain menjaga gedung fakultas kita juga menjaga mushola karena gedung yang saya tinggali itu ada mushola nya," ujar Sekda bercerita kepada INewsWayKanan.id. Rabu (03/04/2024).
Saipul menceritakan, awal mula ia bisa tinggal menjadi penjaga gedung dan mushola itu karena pimpinan fakultas nya mencari seseorang untuk menjaga gedung dan mushola.
"Ada pimpinan fakultas kami itu mencari penjaga gedung, kebetulan saat itu saya yang disuruh mencari orang yang mau jaga, setelah saya pikir - pikir kenapa gak saya aja yang ambil untuk jaganya, sudah nggak perlu ngekos dapat honor juga, dari pada luntang lantung gak ada tempat tinggal, karena dulu itu aja ngotrak satu kamar 150 ribu satu tahun kita gak mampu, karena dari sisi ekonomi kita kurang mampu, dikampung juga tidak ada penghasilan apa - apa dan memang kedua orang tua sudah tiada” Ceritanya.
Saipul mengatakan, ia tinggal dikantor fakultas sekalin urus mushola tersebut dari awal semester hingga ia sampai ia selesai kuliah.
"Saya inget betul saya tinggal disitu semester 4 sampai saya wisuda, kira - kira hampir 3 tahun," ucapnya
Saipul mengatakan, selain pernah menjaga gedung dan mushola, ia juga pernah berjual koran keliling memakai sepeda.
"Dulu waktu lagi kuliah pernah juga jual koran keliling keliling Bandar Lampung makai sepeda, nganter kepelanggan pelanggan, saya itu jual koran nya bukan ngecer gitu, tapi nyari ke pelanggan yg bayarnya mingguan atau bulanan ," ucapnya
Saipul pun berpesan, pendidikan itu bukan tujuan akhir itu hanya tujuan antara. Pendidikan itu untuk mempersiapkan diri kita untuk menghadapi waktu untuk selanjutnya.
"Dulu kita belum ada bayangan apa apa mau kerja apa, tapi saya selalu perpikir karena dengan memiliki pendidikan itu, maka akan jadi bekal kita, kalau kita ada bekal pendidikan yg baik insa'llah kita siap apapun situasi, jadi kita sebagai orang tua jangan terlalu hanya banyak mengejar materi, tapi sekolah anak terbengkalai, karena harta warisan yang kekal adalah ilmu yang berguna, anak anak juga agar tetap semangat, tidak surut meski keadaan tidak mendukung, tetap semangat menempuh pendidikan hingga kelak akan merasakan kesuksesan," tutupnya.
Editor : Yuswantoro
Artikel Terkait