get app
inews
Aa Read Next : 5 Permintaan LDII untuk Presiden dan Wapres RI Terpilih

Senator Bustami Zainudin Prihatin dengan Harga Karet yang Terus Menurun

Senin, 17 Oktober 2022 | 10:16 WIB
header img
Senator Bustami Zainudin Prihatin dengan Harga Karet yang Terus Menurun, Foto: MPI.

JAKARTA, iNewswaykanan.id - Bustami Zainudin, senator Lampung Asli Way Kanan sangat prihatin atas terus menurunnya harga komoditi karet di Kabupaten Way Kanan dan daerah lain di provinsi Lampung, dari yang sebelumnya menyentuh Rp 9.000 per kg turun menjadi Rp 6.000 hingga Rp 4.000 per kg ditingkat petani. Tentu kondisi ini sangat merugikan petani karet kita. Demikian tanggapan Bustami ketika dikonfirmasi, Minggu (16/10/2022).

Menurunnya harga karet ditingkat petani karet sangat mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya stok di pabrik yang masih menumpuk, adanya perlambatan ekonomi global, dan juga menurunnya produksi industri yang menggunakan bahan baku karet alam. Petani makin menderita karena selain harga terus turun, dalam cuaca yang tidak menentu ini, produksi karet petani juga mengalami penurunan.

Jika tidak segera ada solusi konkrit dari pemerintah dan penguatan produktivitas sektor industri, tentu hal ini akan sangat mengancam kelangsungan hidup petani karet secara lebih luas.

Menurunnya harga karet ditengah produksi karet yang juga menurun dan meroketnya harga harga barang kebutuhan petani, maka ada potensi besar Karet Rakyat akan kurang perawatan. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan petani untuk merawat karet. Duit yang didapat hanya cukup untuk bisa bertahan hidup. Tentu ini jika berlangsung lama, akan sangat merugikan dan berdampak negatif pada kondisi kebun itu sendiri.

Bustami mendorong agar Pemerintah Daerah membuat terobosan baru, inovasi baru dan gagasan baru bagaimana agar komoditi perhatian, tentu tidak hanya karet, kembali memiliki harga yang menguntungkan bagi petani. 

"Sinergitas, kerjasama dan kolaborasi dengan stakeholder terkait harus terus dioptimalkan. Pemerintah Daerah sebagai lokomotifnya," ungkap Senator Bustami.

Menurut Bustami, salah satu terobosan yang mungkin dapat disegerakan adalah dengan pemanfaatan teknologi tepat guna yang murah dan sederhana dan dapat langsung dipraktekkan oleh petani. Dengan Teknologi Tepat Guna ini, petani dapat mengolah karet mentah/latek menjadi sir atau lembaran lembaran karet setengah jadi dengan memanfaatkan teknologi pembuatan sir karet, yang pembuatannya tidak sulit. Dinas Peridustrian, Bapeda atau Dinas Koperasi dan UKM bisa memfasilitasinya.

Fasilitasi teknologi tepat guna ini bisa diberikan kepada kelompok atau koperasi petani. Dengan upaya ini, selain petani bisa menaikkan nilai jual dan nilai tambah hasil karet, petani juga bisa mendapatkan upah dari pekerjaan mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Yang tentu harganya jauh lebih mahal dari karet biasa, yang dijual petani.

"Upaya ini juga dapat mendorong petani meningkatkan kualitas hasil karetnya, untuk di olah sendiri. Sehingga petani tidak tergantung dan dikendalikan oleh para pengepul atau tengkulak," ujarnya.

"Pembinaan untuk pemberdayaan petani dengan penguatan pengetahuan dan kelembagaan, sangat penting dan strategis dalam rangka memperkuat petani kita menjadi petani petani yang tangguh dan berdaulat. Tentu upaya ini membutuhkan sinergitas dan kolaborasi dari seluruh pihak dengan segera," tutupnya.

Editor : Yuswantoro

Follow Berita iNews Waykanan di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut