WAY KANAN, iNewsWayKanan.id -Nua tuha Benawa kampung Banjar Masin banyak menyimpan cerita sejarah panjang yang diyakini oleh masyarakat sekitar bahkan menurut cerita yang ada dimasyarakat sekitar pernah ditinggali oleh Syeh Ali Akbar saat ia menyebarkan agama islam dikampung Banjar Masin.
Dari data yang berhasil dihimpun Nua tuha Benawa ini adalah rumah tua yang disebut dalam bahasa lampung sebagai Lebuh yang artinya rumah kerajaan. Nua tuha Benawa ini sendiri terletak dipinggir jalan tengah lintas, Kampung Banjar masin. Nua tuha Benawa ini diketahui milik seorang kepala kampung yang pertama yang bergelar Pangeran Suro.
Menurut keterangan cerita dari seorang warga yang bernama Wandi asli pribumi setempat ia mengatakan, bahwa rumah benawa tersebut memang rumah tua. pada zaman waktu itu rumah tua Benawa itu biasa dijadikan tempat musyawarah dan berbagai kegiatan masyarakat dikampung.
"Yang saya ketahui, karena saya juga mengetahui cerita ini dari almarhum bapak saya, rumah tua Benawa itu tempat kumpul, bahkan ada warga yang ingin menikah pun dapat dinikahkan dan membuat acara dirumah tua Benawa itu," ujar Wandi saat memberikan keterangan Rabu (13/08/2024).
Wandi juga bercerita, bahwa rumah tua Benawa tersebut juga tempat tinggal persinggahan Syeh Ali Akbar yang berasal dari Aceh yang menurut cerita sebagai penyebar agama islam.
"Kalau dari cerita, iya tinggal nya disitu kalau kata orang lampung berumpak nya disitu, dan untuk makam nya pun Syeh Ali Akbar dimakam kan dikampung sini juga," tuturnya.
Sementara itu terdapat juga cerita dari Andang yang juga sebagai warga asli pribumi, ia bercerita bahwa kampung Banjar Masin ini dulu pernah disinggahi oleh bapak dari Prabowo Subianto Presiden terpilih Indonesia yakni Soemitro Djojohadikoesoemo.
"Jaman dulu saya juga dapat cerita dari bapak saya dulu, iya warga disini yang tua" Juga tau, kalau dulu itu kampung sini pernah beliau singgahi, saya juga dapat cerita dari bapak saya, iya entah benar juga entah enggak, iya kalau mau percaya tidak apa" gak percaya juga itu hak dari masing-masing," tutupnya.
Editor : Yuswantoro