TULANG BAWANG BARAT, iNews.id - Demi membantu biaya pembangunan asrama, sejumlah santri asal Pondok Darul Tauhid Al-Amin, Tiyuh Margojadi, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat harus rela terjun ke jalan menjual kerupuk . Kamis (08/07/2022).
Di bawah terik panas nya matahari, terlihat langkah kaki menyusuri jalan raya menawarkan barang dagangannya dari satu rumah kerumah lainnya, satu bungkus kerupuk di jual seharga Rp15.000.
"Jualan kerupuk buat bantu pembangunan asrama di pondok,"kata salah satu santri berinisial, SH (14).
SH, mengaku dalam satu minggu dirinya dan kawan-kawan berkerja selama Lima hari, yakni dimulai jam satu atau selepas Dzuhur dengan diantar menggunakan mobil.
"Disuruh pak Yayi Abdul Aziz. Seminggu kami dikasih upah Rp25.000.00," ucapnya.
SH, mengatakan bahwa dalam menjual kerupuk dirinya tidak sendiri. Ia dibantu santri santri lain sebanyak 23 santri dengan umur yang berbeda.
"Yang keliling ada 23 orang santri, yang lebih tua dari saya juga," terangnya
Santri asal Desa Papan Asri, Kecamatan Abung Semuli, Kabupaten Lampung Utara tersebut mengaku bahwa hal yang ia lakukan telah diketahui oleh orang tuanya.
"Ya, orang tua saya sudah mengetahui kalau saya membantu berjualan kerupuk, abis mau gimana, ini sudah menjadi kewajiban selaku santri harus patuh dengan pak ya'i,"ungkapnya.
Dilokasi yang sama, beberapa warga memberikan komentar terkait para santri yang masih dibawah umur harus rela berjalan kaki menjual kerupuk guna kepentingan pembangunan asrama.
Sebut saja Ujang (45) dirinya menyampaikan bahwa para santri tersebut belum sepantasnya diberi tugas keliling berjualan. Sebab mereka masih anak-anak dibawah umur.
"Seharusnya saat ini mereka belajar, ini malah disuruh cari duit. Kalau anak saya ga boleh dong, masak mondok disuruh dagang,"cetusnya kesal.
Hal senada juga disampaikan salah seorang pengguna jalan yang sempat mampir dan membeli kerupuk yang ditawarkan seorang santri kepadanya.
"Saya turut prihatin dengan hal seperti ini. Harapan orangtua menginginkan anaknya belajar dipondok guna menimba ilmu agama , ini malah disuruh jual kerupuk, kan aneh,"ucap Yanto pengguna jalan asal Lampura.
Menurutnya, pihak pondok pesantren harus mengkaji ulang dan mementingkan pelajaran agama ketimbang membiarkan santri-santri tersebut berjualan.
"Belajar adalah yang utama, sebab santri santri inilah generasi penerus estapet perjuangan agama masa depan. Semoga kejadian seperti ini tidak kita temukan lagi,"harapnya.
Hingga berita ini di rilis pihak pondok pesantren yang disebutkan narasumber belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.
Editor : Yuswantoro
Artikel Terkait