Tragedi Kanjuruhan, Ketua Umum DPP LDII Ajak Insan Sepak Bola Evaluasi Diri

M Ali Komaini
Tragedi Kanjuruhan, Ketua Umum LDII Ajak Insan Sepak Bola Evaluasi Diri, Foto: DPP LDII

 JAKARTA, iNewswaykanan.id - Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso turut berbelasungkawa dan menyatakan keprihatinannya atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Diketahui bahwa tragedi Kanjuruhan tersebut menewaskan 125 orang dan korban luka-luka 323 orang, Sabtu 1 Oktober 2022.

Kerusuhan di stadion Kanjuruhan Malang tersebut mengundang keprihatinan DPP LDII, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima media iNewswaykanan.id hari ini, Selasa 4 Oktober 2022.

“Tragedi ini tak bisa diputar kembali, kami mendoakan agar para korban diterima di sisi Allah dan diberi kedudukan yang tinggi. Kami juga mendoakan keluarga korban diberi kesabaran, keikhlasan dan hikmah,” tutur KH Chriswanto Santoso. 

Ia menambahkan, di balik peristiwa yang memilukan tersebut, insan sepak bola nasional perlu evaluasi diri, agar tidak terjadi hal yang serupa.

“Sepak bola sesungguhnya adalah alat pemersatu, akan tetapi musibah di Stadion Kanjuruhan kemarin, benar-benar memukul semua pihak. Maka hikmah yang bisa diambil adalah panitia harus lebih siap, begitupula aparat kemanan dan teman-teman suporter. Agar hal serupa jangan terulang lagi,” ujarnya. 

KH Chriswanto tidak menafikan fanatisme dalam dunia sepak bola, “Akan tetapi fanatisme jangan mematikan hati. Satu nyawa sudah terlalu banyak, satu nyawa sangat berharga. Dengan banyak korban luka dan jiwa ini tentu sangat memprihatinkan,” ungkap KH Chriswanto. 

Ia berharap dan mengimbau semua pihak yang bergerak di bidang sepak bola khususnya, untuk mengevaluasi diri dan mempersiapkan diri.

 “Ketika terjadi sebuah pertandingan, harus benar-benar disiapkan pengamanan dan keamanan,” katanya. Menurutnya kalah menang dalam sepak bola adalah hal biasa, “Tim yang kalah mengevaluasi diri mengapa bisa kalah, yang menang gak perlu euphoria sehingga membuat kerusakan,” imbuhnya. 

Penonton yang ada di stadion adalah pendukung atau suporter, yang bila dikelola bisa menjadi pemersatu, “Bukan menjadi permusuhan yang berkelanjutan. Mari evaluasi diri, aparat juga evaluasi mengenai kelalaian apa yang terjadi, tentu ada konsekuensi. Ini jadi protap yang akan dilaksanakan oleh seluruh pelaku sepak bola,” pungkas KH Chriswanto. 

Senada dengan KH Chriswanto Santoso, Pengurus Persatuan Sepak Bola Bogor (PSB) Heriana Kurniawan mengucapkan bela sungkawa yang mendalam terhadap insiden yang menimpa persepakbolaan Indonesia. 

Menurutnya, pemicu kejadian insiden di Stadion Kanjuruhan Malang ada beberapa hal, seperti ketidakpuasan penonton terhadap kekalahan Arema FC dan terpancingnya aparat keamanan oleh aksi suporter yang masuk ke tengah lapangan.

 “Saya melihat ketidaksiapannya panitIa pelaksana (panpel) untuk mengantisipasi membludaknya penonton,” ujarnya.   

Heriana yang juga pengurus Departemen Pemuda, Kepanduan, Olahraga dan Seni Budaya (PKOSB) DPP LDII, berpendapat federasi perlu berbenah. Insiden Kanjuruhan sebagai evaluasi menyeluruh agar tidak lagi kejadian yang serupa. Ia juga mendorong penonton juga memiliki karakter yang baik.

“Penonton juga harus sportif, ketika timnya kalah, ya, harus bisa legowo menerima, selama ini masih banyak suporter yang tidak terima timnya kalah,” ungkap mantan pemain PSB Bogor itu. 

Heriyana berharap, yang harus dibenahi adalah pembentukan karakter pemain, karakter insan sepak bola, dan karakter pengurus manajemen.

 “Kalau sudah memiliki sıfat yang menerima, sportivitas tinggi dan agamanya kuat, insya Allah sepak bola Indonesia akan lebih baik dari negara-negara Eropa,” pungkasnya.

Editor : Yuswantoro

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network