BANDAR LAMPUNG, iNewsWayKanan.id -Ketahanan pangan adalah salah satu isu utama yang dihadapi oleh banyak negara di dunia. Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan, konsep agropolitan telah menjadi semakin populer. Agropolitan berupaya menggabungkan pertanian dan perkotaan untuk menciptakan sistem yang berkelanjutan dalam produksi, distribusi, dan konsumsi makanan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Komite ll DPD RI DR. Bustami Zainudin dalam keterangan tertulis yang diterima iNewsWayKanan.id hari ini, Sabtu (21/10/2023). Artikel ini akan membahas pentingnya agropolitan di Provinsi Lampung untuk mencapai ketahanan pangan.
Lebih lanjut Senator Bustami Zainudin menuturkan, sektor perkotaan dan pedesaan memiliki peran dan manfaat masing-masing dalam perekonomian dan keberlanjutan sosial. Pedesaan memiliki peran dan manfaat strategis sebagai produsen pangan.
"Kita ketahui sektor pedesaan adalah tempat utama produksi pangan. Petani di pedesaan menghasilkan berbagai jenis tanaman dan hewan ternak (pertanian dalam arti luas) yang membantu memenuhi kebutuhan pangan lokal dan nasional," ungkap Bustami.
Menurut Senator Bustami, kegiatan pertanian (dalam arti luas) di pedesaan memiliki peran ekonomi yang sangat penting, terutama untuk mengurangi kemiskinan di pedesaan dan menyediakan mata pencaharian bagi banyak orang. Pertumbuhan sektor pertanian di pedesaan juga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih luas sehingga dapat menciptakan peluang untuk perkembangan agroindustri, pemrosesan makanan, dan perdagangan.
Kemudian yang tidak kalah penting adalah perannya dalam “konservasi lingkungan”. Kita tahu, di pedesaan yang masih alami, seringkali memiliki keanekaragaman hayati yang kaya. Oleh karenanya, pengolahan dan pemeliharaan lahan pertanian yang berkelanjutan dan praktik pertanian yang ramah lingkungan dapat mendukung pelestarian lingkungan alam.
Dalam upaya ini, yang sangat penting dan strategis dilakukan adalah pemberdayaan wanita. Dimana wanita pedesaan memainkan peran penting dalam pertanian dan aktivitas pedesaan. Model pengembangan pertanian yang ramah lingkungan dan melibatkan peran wanita secara produktif dapat menjadi alat pemberdayaan wanita yang sangat efektif dalam masyarakat pedesaan dan akan memberi dampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Sektor Perkotaan
Kemanfaatan sektor perkotaan dapat menjadi pusat pengembangan ekonomi dan bisnis. Kegiatan perdagangan, jasa dan kegiatan ekonomi bisnis lainya harus secara optimal bisa terus dikembangkan. Bahkan, perkotaan juga banyak menawarkan peluang kerja yang beragam dalam berbagai sektor, termasuk layanan, manufaktur, dan teknologi.
Sektor Perkotaan juga menyediakan akses yang lebih baik ke layanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Ini dapat meningkatkan kualitas hidup penduduk dan akses mereka terhadap fasilitas kesejahteraan. Perkotaan juga sering menjadi pusat inovasi dan teknologi terutama yang mendukung riset dan pengembangan serta menghasilkan teknologi yang dapat diterapkan di sektor lain, termasuk pertanian.
Perkotaan juga menawarkan akses ke budaya, seni, pendidikan tinggi, dan hiburan. Mereka mendukung kehidupan intelektual dan kebudayaan yang kaya.
Lalu berkaitan dengan pajak, perkotaan memberikan kontribusi pajak sebagai pendapatan yang mendukung berbagai program dan layanan pemerintah.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sektor perkotaan dan pedesaan ternyata saling tergantung dan saling melengkapi dalam ekonomi satu kawasan, wilayah bahkan satu negara. Perkotaan dan pedesaan harus bekerja sama untuk mencapai keseimbangan ekonomi, ketahanan pangan, dan pembangunan yang berkelanjutan.
Untuk mengoptimalkan peran dan manfaat dari kedua sektor ini dapat diperkuat melalui adanya kebijakan dan inisiatif yang mendukung kerjasama dan pembangunan secara terintegrasi dan menyeluruh (holistik).
Agropolitan
Apa itu Agropolitan ? Pertanyaan ini sebenarnya pertanyaan “usang” yang setiap orang diyakini telah mengetahuinya. Kata ini tentu merujuk pada “pertanian".
Agropolitan adalah konsep yang menggabungkan pertanian dengan perkotaan, menciptakan hubungan sinergis antara keduanya. Dalam agropolitan, pertanian tidak hanya menjadi sumber pangan, tetapi juga sumber pendapatan dan pekerjaan bagi penduduk perkotaan dimana peruntukannya banyak sekali seperti kebutuhan hotel, rumah makan, rumah tangga dan lain-lain.
Konsep ini dikembangkan dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor makanan, meningkatkan produksi lokal, dan mengurangi kemiskinan di pedesaan. Selain itu, konsep agropolitan juga merujuk pada kondisi perdesaan yang semi kota.
Kota yang dimaksud dalam persepsi ini adalah sebuah predikat yang oleh karena homogenitas usaha, sosial, budaya dan lain-lainnya berada pada tata kehidupan desa, maka definisi sementara yang bisa diajukan adalah bahwa agropolitan merupakan suatu wilayah hamparan geografis yang sebagian besar wilayahnya adalah pertanian dan ditopang oleh sektor lain selain pertanian yang sifatnya saling mendukung terutama dalam proses produksi dan distribusi hasil pertanian.
Kondisi psikologis perdesaan yang akan terbentuk adalah adanya kekuatan dan semangat para pelaku usaha tani untuk semakin meningkatkan produksinya karena adanya kepastian bahwa usaha taninya memiliki pasar yang jelas sehingga akan meningkatkan pendapatannya.
Dengan pengembangan konsep dan pendekatan agropolitan ini, diharapkan petani-petani kita “semangat” dalam produksi, namun juga secara endogen untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi perdesaan perlu ditopang oleh sarana produksi pertanian yang efektif, efisien dan berkelanjutan serta ada kepastian pasar dan harga untuk setiap produksi hasil produksi para petani.
"Untuk mendukung agar produktivitas petani meningkat dan optimal, Desa membutuhkan dukungan akses yang lebih baik terutama ke pusat pusat layanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur," ujarnya.
"Oleh karena itu agar berhasil dan sukses, pengembangan model agropolitan ini membutuhkan sinergitas, kolaborasi dan kerjasama yang solid dan komprehensif dari seluruh pemangku kepentingan. Tanpa itu, sebaik apapun model dan pendekatan yang dilakukan akan berakhir dengan kegagalan, tabikkkk," pungkas Senator Bustami.
Editor : Yuswantoro
Artikel Terkait