FORLI, iNews.id – Pembalap WithU RNF Yamaha, Andrea Dovizioso, sebentar lagi akan pensiun dari dunia MotoGP. Dia pun mengenang persaingan sengitnya dengan Marc Marquez yang menurutnya tidak membuat mereka berseteru di luar sirkuit.
MotoGP 2022 berjalan tidak mudah bagi Dovizioso. Pemilik sapaan Dovi itu baru mengumpulkan 11 poin dari 13 balapan musim ini.
Penampilan kurang kompetitifnya itu pun membuat rider kawakan asal Italia itu memilih untuk gantung helm sebelum musim berakhir. Tepatnya setelah balapan selanjutnya di MotoGP San Marino 2022 pada 4 September mendatang alias sekitar satu pekan lagi.
Sepanjang 21 tahun kariernya di dunia balap motor, pembalap berusia 36 tahun itu telah melakoni 345 balapan dan menghadapi begitu banyak pesaing. Namun, masa keemasan kariernya terjadi pada periode 2017-2019 bersama tim pabrikan Ducati di mana pada edisi 2017 dan 2019 menjadi runner up kelas utama di bawah Marquez.
Pada masa-masa itu, Dovi dan The Baby Alien –julukan Marquez- sering terlibat dalam pertarungan sengit dalam balapan di lap terakhir dengan jarak super tipis di garis finis. Beberapa yang mungkin paling diingat oleh para penggemar MotoGP adalah pada MotoGP Austria 2017 dan 2019, Qatar 2018 dan 2019 serta Thailand 2018.
Kini, di penghujung kariernya, Dovi kembali mengenang masa-masa persaingannya dengan juara MotoGP enam kali itu yang dianggapnya sangat menyenangan. Menurutnya, meski saat itu mereka bersaing sengit di atas trek, mereka tidak pernah terlibat insiden atau perseteruan apapun baik di dalam dan di luar sirkuit.
“Apa yang terjadi antara Marc dan saya agak aneh karena saya pikir dia selalu sangat dekat dengan batas, terkadang bahkan melebihinya, termasuk dengan saya. Tetapi ketika saya melawannya, tidak ada hal buruk yang terjadi,” kata Dovizioso dilansir dari Speedweek, Sabtu (27/8/2022).
“Saya pikir itu adalah konsekuensi dari bagaimana saya berpacu dengannya. Itu agak aneh, tetapi pada akhirnya itu sangat menyenangkan karena tidak pernah terjadi apa-apa di antara kami. Sebagian besar waktu itu dekat, tetapi cara saya melawannya berbeda dari yang lain,” imbuhnya.
“Dengan sebagian besar pengemudi, itu seperti ‘Anda mengerem terlambat, saya mengerem nanti. Kamu agresif, aku lebih agresif,’ saya pikir itu hal terburuk yang bisa Anda lakukan dengan Marc. Saya sadar akan hal itu, jadi saya tidak bertindak seperti itu. Itu psikologis, setidaknya 95 persennya,” tuturnya.
Sebagai informasi, dalam 345 balapannya di dunia Grand Prix, Dovi berhasil meraih 24 kemenangan, 20 pole position dan 22 lap tercepat. Dia menjadi juara dunia kelas 125 cc pada 2005 lalu dengan Honda, menjadi runner up kelas 250 cc 2006-2007, runner up MotoGP 2017 dan 2019 dan peringkat ketiga kelas 250 cc 2005 dan peringkat ketiga MotoGP 2011.
Editor : Yuswantoro