PALEMBANG, iNewsWayKanan.id - Profil Herman Deru Gubernur Sumatera Selatan ini menarik untuk dibahas. Pasalnya, nama Herman Deru tidak asing lagi karena sempat menjadi pengusaha dan bupati sebelum menjadi gubernur.
Herman Heru menjabat sebagai Gubernur Sumatera Selatan periode 2018-2023 bersama Mawardi Yahya. Sebelumnua, Herman Heru adalah Bupati Ogan Komering Ulul (Oku) Timur selama dua periode (2005-2015).
Keberhasilan yang dicapai oleh Herman ini menjadi modal mencalonkan diri sebagai gubernur dalam Pilkada Sumsel 2018. Lantas seperti apa perjalanan karir Herman Heru.
Profil Herman Heru Gubernur Sumsel
Herman Heru lahir di Belitung pada tanggal 17 November 1967. Herman Deru anak ke-6 dari 14 bersaudara. Nama beliau terbilang cukup unik karena akronim dari "Lahir Zaman Orde Baru."
Herman Deru mempunyai istri bernama Febrita Lustia dan dikaruniai dengan empat anak perempuan, yaitu (alm) Percha Leanpuri (anggota DPD-RI periode 2009-2014 serta 2014-2015, Anggota DRP-RI periode 2019-2024), Samantha Tivani (istri dari anggota DPRD Sumatera Selatan periode 2019-2024 dari PAN Muhammad Yaser ZL, S.E), Leony Marezza Putri, dan Ratu Tenny Leriva.
Pendidikan
Herman Deru memulai pendidikannya di SD Negeri 1 Sidomulyo Belitang, melanjutkan pendidikan SMP Negeri 1 Belitang kemudian di SMA Negeri 3 Palembang. Beliau mendapat gelar sarjana di Universitas Syakyakirti Palembang Fakultas Hukum tahun 1995 dan Magister Manajemen dari STIE Trisna Negara tahun 2008.
Karier Herman Deru
Herman Deru mengawali karirnya sebagai wirausaha. Pada tahun 1987 beliau diangkat sebagai PNS pada Dinas Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan kurang lebih mengabdi selama 11 tahun, dan mengundurkan diri berhenti dengan hormat pada tahun 1998.
Setelah mengundurkan diri, Herman Deru kembali fokus mengembangkan bisnisnya. Di samping itu, Herman Deru juga menjadi Bendahara Yayasan Trisna Negara OKU Timur sejak 1996 sampai sekarang.
Herman Deru juga aktif dalam berorganisasi, beberapa di antaranya yaitu menjabat di Dewan Pertimbangan Organisasi GM Kosgoro Palembang, Komisi Ekonomi DPD KNPI Provinsi Sumatera Selatan.
Herman Deru juga menjabat sebagai anggota Dewan Penyantun STIE Trisna Negara, Ketua Bidang Koperasi BPC GAPENSI Kodya Palembang, dan Dewan Penasehat Taekwondo Indonesia Cabang Palembang, dan Dewan Penasehat Koperasi Trisna Negara Sejahtera OKUT.
Herman Deru terpilih menjadi Bupati Ogan Komering Ulu (Oku) Timur pada tahun 2005. Herman Deru sangat dipercaya warga sehingga terpilih kembali sebagai bupati di periode kedua 2010 - 2015. Selama menjabat sebagai bupati, Herman Deru memiliki julukan yang unik yaitu “Bupati 25”, julukan tersebut dikaitkan dengan kebiasaan unik Herman Deru menurut takaran cara kerja bupati pada umumnya.
Beliau datang ke kantor untuk kerja hanya 2 kali, sedangkan 5 hari sisanya digunakan untuk turun langsung ke lapangan, mengunjungi desa, berbicara dengan warga, dan mencatat berbagai keinginan dan masalah warga.
Inilah alasan lain mengapa Herman Deru lebih memilih tinggal di rumah mendiang ayahnya H. Hamzah di Belitung daripada di rumah dinasnya di Martapura. Di Belitang, warga tidak segan-segan datang dan pergi menyampaikan permasalahan mereka.
Selain itu, beliau mengeluarkan kebijakan penggunaan bahasa daerah yaitu Komering dan Jawa. Ini termasuk bahasa asli lainnya di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Penduduk OKU Timur wajib menggunakan bahasa daerah Komering pada tanggal 5 setiap bulannya, bahasa Jawa pada tanggal 15, dan bahasa ibu atau daerahnya setiap tanggal 25.
Sehubungan dengan itu, pemerintah daerah juga sudah menerbitkan kamus bahasa daerah Komering dan bahasa Jawa beserta artinya yang menggunakan bahasa Indonesia.
Kemudian, pada Pilkada 2018, Herman Deru berpasangan dengan Mawardi Yahya mencalonkan diri sebagai gubernur dan wakil yang didukung oleh tiga partai, yaitu PAN, Nasdem, dan Hanura. Herman Deru dan Mawardi Yahya berhasil memperoleh suara terbanyak.
Nah, itulah profil Herman Deru Gubernur Sumatera Selatan yang awalnya beliau sebagai wirausaha, PNS hingga bupati.
Editor : Yuswantoro