“Sedangkan, bendera raksasa yang berkibar di atas kepala seluruh peserta Rakernas merupakan simbol nasionalisme LDII untuk bangsa, ini tidak perlu diragukan lagi,” lanjut pengurus Departemen Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri (HAL-LN) DPP LDII itu.
Terkait atraksi pencak silat, koordinator tim pesilat Weda Hendragiri mengatakan, kurang lebih dua bulan para pelatih, nayogo dan pesilat menyiapkan diri.
“Tema yang kami ambil dalam teatrikal itu mengenai kebhinekaan. Filosofinya adalah Indonesia terdiri dari beragam suku, ras, etnis dan budaya, tapi perbedaan itu harus disatukan. Dalam teatrikal itu digambarkan ada saudara kembar yang sedang berkonflik dan pada pamungkasnya mereka kembali bersatu,” ungkap Weda.
Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Wonogiri itu menyebut, para pesilat dan nayogo merasa bangga bisa tampil di hadapan Presiden Jokowi dan petinggi negara.
“Kebetulan tahun 2017 mereka juga pernah tampil juga di hadapan Presiden Jokowi saat perhelatan Kejurnas ASAD di Ponpes Minhaajurrosyidin. Selain itu, pada tahun 2019 mereka juga mengikuti event internasional pencak silat di TMII dan mendapatkan gelar the best unique technical,” jelasnya.
Editor : Yuswantoro