Kehati-hatian itu bisa dipraktikkan dengan sikap muzhid-mujhid, atau hidup yang efisien. Tidak konsumtif, tapi mengedepankan kerja keras dan hasilnya ditabung atau diinvetasikan kembali. Bila krisis ekonomi dunia dan puncaknya berpengaruh ke dalam negeri, masyarakat telah memiliki bekal yang cukup. Dengan demikian krisis tersebut bisa dilewati tanpa harus mengorbankan harta benda.
Sikap tersebut harus diajarkan kepada generasi muda. DPP LDII memandang generasi muda adalah aset bangsa, yang harus ditanamkan nilai-nilai agama dan budaya yang menjadikan mereka manusia berkarakter Indonesia yang pancasilais, “Akhir tahun 2023, DPP LDII menginstruksikan jajarannya di seluruh Indonesia untuk mengadakan pengajian akhir tahun,” ungkapnya.
Pengajian tersebut untuk menghindarkan generasi muda dari pengaruh negatif, yang kerap terjadi dalam perayaan akhir tahun, “Dalam pengajian itu, bukan hanya menghindarkan diri dari ekses negatif. Tapi membiasakan hidup efisien dengan tidak menghambur-hamburkan uang hanya untuk berpesta atau membakar kembang api. Kami arahkan energi dan biaya yang mereka miliki, untuk meningkatkan ibadah dan berdiskusi yang positif di majelis taklim, masjid dan pondok pesantren yang bernaung di bawah LDII,” pungkas KH Chriswanto.
Editor : Yuswantoro