Dugaan Tindak Pidana Cabul Terhadap Irt yang Dirilis Media, Ini Klarifikasi Polres Way Kanan

Dhendi
Perihal Dugaan Pidana Cabul Terhadap Irt yang Dirilis Media, Ini Klarifikasi Kasatreskrim Polres Way Kanan (Foto: Humasres WK)

WAY KANAN, iNewsWaykanan.id - Bermula dari seorang laki-laki inisial ED (40) berdomisili di Kecamatan Blambangan Umpu dilaporkan warga ke Polres Way Kanan, atas dugaan kasus perbuatan cabul yang terjadi di Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan.

Adapun dasar Laporan Polisi dengan nomor : LP / B / 244 / V / 2022 / SPKT.Polres Way Kanan / Polda Lampung tanggal 9 Mei 2022.

Kapolres Way Kanan AKBP Teddy Rachesna melalui Kasat Reskrim AKP Andre Try Putra pada Minggu (04/09/2022) menjelaskan terkait kasus perkara Cabul terhadap seorang IRT (ibu rumah tangga) yang dipublikasikan dimedia, saya melakukan klarifikasi terhadap RH (35) selaku korban beserta Pers.

Menanggapi hal tersebut bahwa dari hasil penyelidikan yang telah dilakukan penyidik dalam ini Polres Way Kanan didapatkan antara lain pertama kurangnya alat bukti berupa saksi yang melihat, mendengar, mengetahui, adanya peristiwa perbuatan cabul tersebut.

Kedua terdapat kejanggalan terhadap keterangan korban dimana pada saat dilakukan pemeriksaan oleh penyidik pembantu korban memberikan keterangan yang berubah -ubah (tidak konsisten). 

Ketiga berdasarkan keterangan ahli pidana dari Universitas Bandar Lampung Dr. Bambang Hartono, S.H., M.Hum ahli berpendapat bahwa berpedoman dalam pasal 74 KUHP bahwa peristiwa ini terjadi pada tahun 2019 dan baru diadukan pada tahun 2022. 

"Oleh karena itu, berpedoman dalam pasal 74 KUHPidana telah melampaui batas waktu kadaluwarsa karena sudah lewat waktu 6 (enam) bulan sejak peristiwa terjadi," ungkap Kasatreskrim.

Selain itu, menurut penyidik belum dapat ditemukan berdasarkan alat bukti yang sah minimal 2 macam alat bukti bahwa unsur ancaman kekerasan atau ancaman kekerasaan tidak dapat dibuktikan secara hukum hal ini dijelaskan penyidik kepada ahli pidana bahwa perbuatan terjadi lebih dari 1 (satu) kali yaitu sebanyak 5 (lima) kali.  

Hasilnya menurut Dr. Bambang Hartono, S.H., M.Hum sangat sulit dibuktikan perbuatan tersebut ada unsur ancaman kekerasan atau kekerasan karena dilakukan berulang kali dan sudah sama-sama dewasa dengan demikian ahli berpedoman pada pasal 74 KUHP sehingga pemeriksaan penyelidikan tidak dapat dilanjutkan .

"Keempat penyidik pembantu menganalisa bahwa terhadap perkara tersebut tidak ada peristiwa tindak pidana," tutup Kasatreskrim.

Editor : Yuswantoro

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network