Sementara Ketua Harian Kompolnas Irjen Pol (Purn) Benny Josua Mamoto mengapresiasi Polda Lampung yang bergerak cepat membentuk tim khusus dan membuka ruang bagi pihak eksternal untuk datang ke TKP mengikuti rekonstruksi dan melakukan pendalaman agar kasus tersebut menjadi terang.
"Soal substansi ini berkaitan dengan hasil autopsi dan hasilnya akan menjawab penyebab kematian, jadi penindakan penanganan kasus ini secara scientific crime investigasion. Oleh sebab itu, sambil menunggu hasil autopsi, proses pemeriksaan pendalaman masih terus berjalan dan tentunya akan disampaikan ke publik, jadi mohon bersabar," jelasnya.
Benny melanjutkan, kedepan pihaknya juga mengatensikan agar lembaga pendidikan di Indonesia perlu dipasang CCTV untuk melakukan pengawasan terhadap para siswa yang melakukan pendidikan.
"Kami sudah berkunjung ke beberapa tempat memang perlu dalam rangka pemantauan pelaksanaan pendidikan, pengawasan kepada siswa diperlukan dukungan teknologi seperti CCTV yang harus ada dimana-mana," tuturnya.
"Sehingga nanti perilaku siswa bisa terpantau sehingga mereka tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran, di sisi lain pembina pun terpantau kalau dia melakukan kekerasan. Ini salah satu poin, karena kami sudah berkunjung ke beberapa SPN bahkan ke Akpol, itu juga menjadi salah satu atensi kami," lanjutnya.
Sebelumnya, siswa SPN Polda Lampung bernama Advent Pratama Telaumbanua meninggal dunia saat menjalani pendidikan pada Selasa (15/8) siang.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol. Umi Fadilah Astutik mengatakan hasil diagnosa RS Bhayangkara Polda Lampung bahwa Advent mengalami henti jantung atau henti napas.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait