“Dari segi keagamaan, kita perlu arahkan masyarakat kepada landasan Islam yang sebenarnya, supaya kita mengetahui Islam itu bagaimana. Jadi harus kembali ke asalnya, jangan kita banyak mendengar dari sumber yang tidak jelas, karena itu salah satu sumber timbulnya kebohongan publik,” katanya.
Ia tertarik dengan metode pengajaran LDII berupa metode sorogan dan bersanad, di mana guru langsung menerangkan makna Alquran pada muridnya. Dengan bersanad inilah, ilmu yang diajarkan Nabi Muhammad kepada para sahabat dan tabi’in tidak akan terputus hingga generasi selanjutnya.
“Mungkin salah satu cara yang ada dikembangkan di LDII, menggalakkan masyarakat kepada Alquran dan Alhadis. Insya Allah mungkin ini akan kita terapkan lebih jauh lagi nantinya di masyarakat Aceh. Kami mungkin kekurangan metode dalam penyampaian ilmu yang berkaitan dengan perkembangan zaman sekarang,” katanya.
Editor : Yuswantoro
Artikel Terkait