Selain itu, DPP LDII mendorong para peserta pelatihan untuk bekerja sama dengan perguruan tinggi dan Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) setempat. "Kami mengajak peserta untuk mengembangkan pengetahuan mereka melalui kolaborasi dengan institusi-institusi terkait, serta memanfaatkan sumber daya yang tersedia di daerah masing-masing," pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Pendiri Observatarium Imah Noong, Hendro Setyanto yang menjadi pemateri utama mengatakan, pelatihan kali ini difokuskan pada pentingnya pemahaman peserta terhadap apa yang diamati serta posisi mereka dalam pengamatan tersebut.
"Peserta harus memahami posisinya dan bagaimana menemukan atau mengetahui posisinya dengan mudah. Kami mengulang-ulang materi dengan aplikasi yang sederhana agar peserta dapat memahaminya dengan baik," ujarnya.
Hendro mengatakan, pelatihan ini menekankan pada poin-poin penting yang harus dipahami, “Kami berharap peserta dapat mengulangi materi tidak hanya saat akan mengamati Hilal, tetapi juga dalam kegiatan-kegiatan lain. Semakin lama peserta mengoperasikan peralatan, semakin ahli mereka dalam penggunaannya," tambah Hendro.
Dalam pendekatan pembelajaran untuk generasi muda, Pendiri Observatarium Imah Noong menggunakan simulasi dan praktek langsung sebagai metode awal. Pembelajaran dimulai dengan simulasi dan praktek karena ilmu Falak atau ilmu astronomi adalah ilmu observasi. Peserta harus memahami cara melakukan observasi terlebih dahulu.
Editor : Yuswantoro
Artikel Terkait