Semarang, iNews.id – Padi menjadi salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Karena padi merupakan makanan pokok dengan kandungan karbohidrat tinggi.
Padi biasa ditanam di sawah, namun ada juga jenis padi yang ditanam di darat.
Ada yang unik kali ini, masyarakat Kampung Wisata Dewi Sri, Desa Lodji Londo, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.
Masyarakat Kampung Wisata Dewi Sri melukis gambar bapak Proklamator RI dengan menggunakan media tumbuhan padi. Hal itu dilakukan dalam rangka memperingati bulan Soekarno.
Acara ini digagas oleh Sidik Gunawan. Dirinya menuturkan proses ‘melukis’ Bung Karno di sawah tersebut dimulai sejak sebulan yang lalu, tepatnya 22 Mei. Selama melukis, Sidiq mengaku dibantu oleh berbagai kelompok. Tak hanya masyarakat kampung wisata tetapi juga mahasiswa.
Dikutip dari MNC Trijaya (Group MPI) peringatan Bulan Bung Karno ini dilakukan bersamaan dengan prosesi upacara wiwitan.
Upacara wiwitan adalah ritual persembahan tradisional masyarakat Jawa yang dilakukan sebelum panen padi dilakukan. Kegiatan ini menjadi tak biasa karena hamparan padi yang ditanam, dilukis sosok Proklamator, Ir. Soekarno dengan tulisan Vivere Pericoloso.
Vivere Pericoloso adalah ungkapan dari Bahasa Italia yang dipopulerkan Bung Karno tahun 1964 sebagai judul pidato kenegaraan pada peringatan HUT ke 19 RI.
Alunan suara gamelan mengiringi pelaksanaan upacara wiwitan yang dihadiri langsung Gubernur Jawa Tengah Ganjar, Selasa (28/6/2022).
Ganjar mengapresiasi masyarakat Kampung Wisata Gemar Dewi Sri yang melukis sosok Bung Karno di sawahnya. Selain dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno, karyanya itu juga jadi jujukan wisata di kampungnya.
“Di bulan Bung Karno ini kita persembahkan sebuah karya dari masyarakat dari aktivis dari petani yang bisa membuat landscape dari Padi, tanaman pangan yang kita butuhkan sehari-hari menjadi satu bentuk artistik dengan wajah Bung Karno,” kata Ganjar.
Ditemui usai acara, Ganjar tampak begitu bangga dengan keterlibatan seluruh komponen masyarakat untuk memperingati Bulan Pancasila sekaligus Bulan Bung Karno. Beragam kegiatan sejak awal bulan dilakukan.
“Ada lomba pidato, lomba desain, kemarin ada yang nari dan ada juga yang haul. Lalu bikin konser, hari ini diakhiri dengan ada satu desain panjang sekali waktunya butuh lama, saya kira sudah sebulan lebih mereka menyiapkan itu,” kata Ganjar.
Ganjar mengatakan, karya landscape ini adalah wujud ekspresi masyarakat dalam memperingati sekaligus menghormati jasa Bung Karno dalam memperjuangkan kemerdekaan.
“Sebuah karya yang dipersembahkan dan barangkali tidak memikirkan, bahwa kelompok tani desa wisata dan masyarakat itu juga punya satu imajinasi satu ekspresi dalam rangka perayaan bulan bung karno dan ini diwujudkan dalam bentuk karya yang luar biasa,” ujarnya.
Editor : A. Natalis Sapta Aji