“Hal ini sejalan dengan komitmen YABB dalam membangun adaptasi terhadap perubahan iklim dan ketangguhan, yaitu mewujudkan solusi yang sistemik dalam menangani permasalahan lingkungan terkait air, seperti akses air minum layak, sampah di perairan, dan bencana hidrometeorologi di Indonesia,” ujar Monica.
Eva Dwiana selaku Walikota Bandar Lampung menjelaskan bahwa Pulau Pasaran yang berpenghuni sekitar 1.500 jiwa ini memiliki potensi yang besar, khususnya dalam memasok ikan asin serta ikan teri nasional dan menjadi desa wisata. Sangat disayangkan apabila potensi tersebut tidak dapat dioptimalkan jika isu sampah masih terus ada, dan ini lah yang menjadi alasan kami mendukung proyek Pasaran Wawai.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung A. Budiman P.M menjelaskan bahwa ketimpangan antara tingginya jumlah sampah yang diproduksi dan rendahnya jumlah sampah yang dikelola lebih lanjut menjadi ancaman bagi masa depan masyarakat setempat.
“Hal ini membutuhkan solusi holistik dari hulu ke hilir. Untuk itu, kami sangat mendukung proyek ini karena Pulau Pasaran yang dikenal sebagai sentra produksi ikan asin dan teri di Lampung ini butuh kolaborasi dari berbagai pihak,” lanjut Budiman.
Menyadari urgensi permasalahan lingkungan terkait air di Indonesia, CCE memulai kolaborasi dari pengembangan kapabilitas para changemakers melalui Catalyst Changemakers Lab (CCL), dan kemudian mempertemukan changemakers dengan pemangku kepentingan multisektor.
Editor : Yuswantoro