Di ujung CCL, para changemakers yang terpilih berkesempatan untuk mengimplementasikan solusi inovatif di proyek percontohan di Bandar Lampung, Semarang, dan Makassar. Untuk menghadirkan solusi di Pulau Pasaran di Bandar Lampung, para changemakers menerapkan tiga solusi utama sistem pengelolaan sampah melalui konsep ekonomi sirkuler.
Muhammad Hafiz Waliyuddin, Perwakilan Changemakers CCE Lampung, menjelaskan, mereka menjalankan edukasi pengelolaan sampah untuk mengubah perilaku 120 keluarga, termasuk kader Kartini Pasaran dalam mengurangi dan memilah sampah.
"Kami berharap para kader dapat menularkan perubahan perilaku ke masyarakat yang lebih luas sehingga dapat mengurangi timbulan sampah sebanyak 20%. Sementara, pemilahan sampah ditargetkan bisa menghasilkan sampah terpilah sebanyak 16,7%," ujarnya.
Solusi kedua, yakni menghadirkan platform penjemputan sampah berbasis digital untuk memudahkan pengumpulan dan pengangkutan sampah anorganik ke tempat pengolahan sampah RINDU (Rumah Inovasi Daur Ulang), bank sampah, dan tempat pembuangan sampah–reduce, reuse, recycle (TPS 3R).
“Dari solusi ini, diharapkan sebanyak 100% rumah tangga Pulau Pasaran mendapatkan pelayanan penjemputan dan pengumpulan sampah dengan total 40% sampah anorganik Pulau Pasaran terangkut,” lanjut Hafiz.
Solusi terakhir adalah memastikan terjadinya pengomposan sampah organik di lokasi sumber, dan membangun rumah daur ulang sampah inovatif RINDU.
Rumah ini ditujukan untuk mengolah low value plastic menjadi produk bernilai ekonomi, dengan target 90% sampah anorganik Pulau Pasaran yang dijemput bisa didaur ulang.
Editor : Yuswantoro