“Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?” tanya sahabat yang lantas dijawab Rasulullah, “Bagaikan tanduk dari cahaya
Rasulullah SAW kembali menjelaskan: “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan Bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama: Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Kedua: Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”
Dalam hadis yang juga tertera pada kitab Tanbihul Ghofilin, disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat Israfil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya.
Ukuran bulatannya seluas langit dan Bumi. Bentuk yang menyerupai tanduk sendiri mengingatkan kita pada terompet orang-orang Zaman Rasulullah SAW yang terbuat dari tanduk.
Kalimat seluas langit dan Bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang meliputi atau mencakup seluruh wilayah langit dan Bumi, alias bulatan terompet malaikat Israfil itu melingkar membentang mulai dari alam nyata hingga alam ghaib.
Allah SWT pun telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Isrofil itu dalam firman-Nya:
وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ فَفَزِعَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ اِلَّا مَنْ شَاۤءَ اللّٰهُ ۗوَكُلٌّ اَتَوْهُ دٰخِرِيْنَ
“Dan pada hari ketika terompet di tiup, maka terkejutlah semua yang di langit dan semua yang di bumi kecuali mereka yang di kehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadapNya dengan merendahkan diri.” (QS An-Naml: 87)
Berdasarkan penjabaran hadis di atas yang disesuaikan dengan penemuan ilmuwan barat tersebut, maka bisa dipastikan alam semesta ini adalah terompet Sangkakala itu sendiri, dan manusia bak kunang-kunang yang hidup di tengah-tengah kaldera gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja.
Editor : Yuswantoro