Senator Bustami Zainudin Prihatin dengan Harga Karet yang Terus Menurun

"Sinergitas, kerjasama dan kolaborasi dengan stakeholder terkait harus terus dioptimalkan. Pemerintah Daerah sebagai lokomotifnya," ungkap Senator Bustami.
Menurut Bustami, salah satu terobosan yang mungkin dapat disegerakan adalah dengan pemanfaatan teknologi tepat guna yang murah dan sederhana dan dapat langsung dipraktekkan oleh petani. Dengan Teknologi Tepat Guna ini, petani dapat mengolah karet mentah/latek menjadi sir atau lembaran lembaran karet setengah jadi dengan memanfaatkan teknologi pembuatan sir karet, yang pembuatannya tidak sulit. Dinas Peridustrian, Bapeda atau Dinas Koperasi dan UKM bisa memfasilitasinya.
Fasilitasi teknologi tepat guna ini bisa diberikan kepada kelompok atau koperasi petani. Dengan upaya ini, selain petani bisa menaikkan nilai jual dan nilai tambah hasil karet, petani juga bisa mendapatkan upah dari pekerjaan mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Yang tentu harganya jauh lebih mahal dari karet biasa, yang dijual petani.
"Upaya ini juga dapat mendorong petani meningkatkan kualitas hasil karetnya, untuk di olah sendiri. Sehingga petani tidak tergantung dan dikendalikan oleh para pengepul atau tengkulak," ujarnya.
"Pembinaan untuk pemberdayaan petani dengan penguatan pengetahuan dan kelembagaan, sangat penting dan strategis dalam rangka memperkuat petani kita menjadi petani petani yang tangguh dan berdaulat. Tentu upaya ini membutuhkan sinergitas dan kolaborasi dari seluruh pihak dengan segera," tutupnya.
Editor : Yuswantoro