Terkait perkembangan teknologi digital, Ganjar mengungkapkan, Indonesia tidak bisa lari dari situasi tersebut. “Rerata masyarakat Indonesia, mengakses internet 5,7 jam per hari. Sebesar 238 juta penduduk muslim Indonesia akan berhubungan dengan dunia digital,” jelasnya.
Mengingat besarnya potensi tersebut, ia mengingatkan, Indonesia harus menjadi produsen, bukan konsumen. “Transaksi digital kita besar, dengan potensi ekonomi 4.531 triliun. Maka harus terbiasa dengan industri digital,” pungkas Ganjar.
Selanjutnya, terkait transisi hijau menuju energi baru terbarukan, perlu mengurangi dan memperbaiki kerusakan lingkungan. “Potensi lapangan kerja dari EBT adalah 3,7 juta orang. Investasi butuh 1.371 triliun,” imbuh mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Untuk itu, Ganjar menekankan, sekolah vokasi menjadi penting. “Ada skill yang perlu dibangun. Misalnya teknik lingkungan dan data scientist,” ujarnya.
Berbicara ekonomi biru, Ganjar menyoroti wilayah Indonesia 77 persennya adalah laut. “Namun, baru 7,6 persen sektor maritim berkontribusi terhadap GPD Indonesia pada tahun 2021. Potensi ini perlu dikelola, seperti sektor perikanan tangkap,” jelas Ganjar.
Editor : Yuswantoro