Hitung cepat menurutnya tidak bisa dijadikan patokan resmi, namun untuk mengetahui kinerja dan upaya pemenangan, “Untuk itu, kami mengajak agar masyarakat menunggu hasil resmi penghitungan suara dari KPU. Jangan sampai semangat mengikuti pesta demokrasi justru menghasilkan suasana yang tidak menentu setelah pesta bubar,” imbaunya.
Hasyim juga mengingatkan, agar KPU tetap menjaga independensinya sebagai pihak yang berkepentingan langsung dalam menegakkan demokrasi. Ia menegaskan, Pemilu merupakan prosedur menciptakan keterwakilan rakyat dalam pemilihan eksekutif dan legislatif, “Pemilu yang jujur dan adil, menghasilkan pemerintahan yang kredibel, legal, dan dilegitimasi rakyat, serta menjadi cermin keterwakilan rakyat,” tegas Hasyim Nasution.
Ia juga menambahkan Pemilu merupakan ajang untuk menyentuh hati rakyat, agar bersedia dan yakin untuk memilih pemimpin dan wakil mereka. Dengan demikian KPU secara langsung menjaga tegaknya demokrasi, “KPU yang jujur dan adil merupakan penjaga demokrasi. Maka masyarakat harus mempercayainya, dan tidak mendelegitimasi hasil Pemilu. Ini berbahaya bagi demokrasi dan keutuhan bangsa,” paparnya.
Ia juga mengingatkan keterlibatan generasi muda yang lebih dari setengah peserta Pemilu, menjadi bagian penting dari proses edukasi politik, “Para pemilih pemula ini harus memperoleh pelajaran berharga, bahwa Pemilu adalah bagian dari politik untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” tegasnya.
Editor : Yuswantoro