Untuk mempermudah koordinasi penyerapan jagung petani, kata Arief, disepakati dalam waktu dekat Kementerian Pertanian akan menyiapkan data lokasi panen, petani jagung, dan kelompok tani jagung secara by name by address untuk dapat dihubungkan kepada peternak mandiri, feedmill (pabrik pakan), dan non feedmill pada saat panen raya.
“Terlebih ada surplus antara produksi dan konsumsi, sehingga progres positif seperti ini harus dapat kita manfaatkan secara optimal untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga jagung di hulu maupun hilir,” ucap Arief.
Arief mengatakan berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan total produksi jagung di empat bulan awal tahun ini bisa mencapai 5,34 juta ton dan ini melebihi sekitar 500 ribu ton daripada produksi di periode sama tahun sebelumnya.
“Yang perlu kita perhatikan bahwa kewajaran dan keseimbangan harga dapat selalu terjaga di semua lini dan ini juga menjadi concern yang disampaikan Presiden Joko Widodo,” kata Arief.
Arief menambahkan Bapanas telah menggelar rapat koordinasi bersama Kementerian Pertanian, Baintelkam Polri, Kemenko Bidang Perekonomian, Kantor Staf Presiden, Perum Bulog, Gabungan Perusahaan Makanan Ternak(GPMT), Koperasi Putera Blitar, Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN), Pinsar Indonesia serta para pelaku pangan yang hadir secara daring.
“Pada Rabu (13/3/2024) lalu, Bapanas telah mengumpulkan stakeholder terkait dalam rapat koordinasi untuk sama-sama berkomitmen melakukan penyerapan jagung, utamanya jagung pakan. Ini menyikapi angka produksi jagung yang semakin naik seiring panen raya,” kata Arief.
.. Artikel ini sudah terbit di Okezone.com dengan judul: Indonesia Setop Impor Jagung, Ternyata Ini Alasannya
Editor : Yuswantoro