Berkaca pada tema HAN 2022, Save the Children Indonesia ikut mendorong pentingnya pemenuhan hak-hak anak yang berfokus pada membangun ketahanan atau resiliensi anak dan keluarga, terutama mereka yang paling terdampak situasi buruk krisis iklim dan pandemi Covid-19. Langkah ini dilakukan secara strategis dengan menyelenggarakan Pekan Berpihak Pada Anak yang dilaksanakan sejak 22–28 Juli 2022. Tujuan yang ingin dicapai yakni menyuarakan langkah-langkah adaptasi dan mitigasi yang telah dilakukan Save the Children Indonesia bersama berbagai mitra, anak, dan orang muda, dalam membangun ketahanan anak, terutama yang paling terdampak krisis iklim.
“Krisis iklim juga merupakan krisis pada hak-hak anak. Anak-anak menanggung beban berat dari dampak krisis iklim. Untuk itu penting agar upaya pemenuhan hak anak juga menyasar pada membangun ketahanan dimulai dari peningkatan kesadaran tentang aksi adaptasi krisis iklim, mendukung ekonomi keluarga, memastikan layanan dasar kesehatan pada anak terpenuhi, mendapat perlindungan sosial, serta hak pendidikan anak,” kata Troy Pantouw selaku Chief of Advocacy, Campaign, Communication & Media, baru-baru ini.
Diketahui krisis iklim memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan anak dalam berbagai bentuk. Pada bidang kesehatan, data Kementerian Kesehatan tentang Data & Informasi Dampak Perubahan Iklim di Sektor Kesehatan 2021 menjelaskan bahwa penyakit yang berkaitan dengan salah satunya perubahan iklim yaitu, diare, pneumonia, infeksi saluran pernafasan akut, serta beberapa masalah gizi seperti stunting dan underweight.
Editor : Yuswantoro
Artikel Terkait