Bustami Zainudin: LaNyala Sosok Pemberani, Tepat Memimpin PSSI

Elwi Ganda
Bustami Zainudin: LaNyala Sosok Pemberani, Tepat Memimpin PSSI, Foto: DPD RI

 Tidak boleh tidak dan tanpa kompromi. Karena hanya dengan pembinaan usia dini yang berkualitas, maka akan mampu melahirkan pemain pemain yang berkualitas.

Kompetisi domestik di berbagai level harus ditingkatkan kualitasnya. PT. LIB sebagai operator kompetisi harus mampu mengelola kompetisi secara efektif, efisien dan berkualitas. Fokus pada kualitas bukan kuantitas. Kompetisi harus di jalankan dengan Standar Operasional Prosedur yang ketat, jelas, dah tegas. Tragedi Kanjuruhan harus jadi catatan kelam, yang tidak boleh terulang.

LaNyala sangat faham, selama kompetisi kita masih amburadul, gaduh, rusuh. Klub-klub peserta Liga juga tampil dengan kualitas seadanya, home base yang tidak jelas, pindah pindah tempat seperti nomaden, dengan sarana dan prasarana yang serba terbatas, ditambah lagi mafia bola yang mencengkeram kompetisi, maka kompetisi sepak bola kita akan tetap terpuruk. 

Apalagi kualitas dan profesionalisme wasit dan perangkat pertandingan lainnya juga masih terus jadi sorotan, maka berharap kompetisi kita membaik dan akhirnya bermuara pada pembentukan Timnas yang berkualitas, bagaikan menggantang asap. Jauh panggang dari api.

LaNyala tentu menyadari dengan segala hiruk pikuk, kegaduhan, dan kerusuhan yang terjadi, ranking kompetisi kita berada di urutan antah berantah di level Asia. Ranking kompetisi berbanding lurus dengan prestasi klub klub kita di kompetisi antar klub Asia. Klub terbaik Liga I kita, nyatanya sangat sulit bersaing dengan klub negara lain, jangankan dengan klub asal Jepang, Korsel, Arab Saudi, Iran, Uzbekistan dll, dengan klub asal Malaysia, Singapura, Myanmar dan Kamboja aja sudah tertinggal. 

Memang Liga I kita terlihat ramai, heboh, dengan jumlah suporter dan penonton yang besar, sponsor bertaburan, tapi kropos, tak berkualitas, beda tipis dengan kompetisi Tarkam.

Di Level Asia, kompetisi klub teratas kita (Kompetisi Liga I) tahun 2022, berada di ranking 27, Malaysia 10, Thailand 11, dan Vietnam urutan 12. Kita berada di urutan enam tingkat Asia Tenggara, di bawah Malaysia, Thailand, Vietnam, Singapura dan Pilipina, hanya sedikit lebih baik dari Brunei Darusalam, Laos dan Timur Leste.

Janganlah dibandingkan dengan negara Arab Saudi, Jepang, Korsel, Uzbekistan, Iran, Qatar, dan juga UEA sebagai negara negara elit sepakbola Asia, kita seolah berada di posisi antah berantah. Itulah kondisi sepakbola kita hari ini. Tragis dan miris, tapi itulah faktanya.

Editor : Yuswantoro

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network