Rulli menambahkan, meski dengan rebahan, generasi muda bisa berkontribusi dengan produksi konten dan berita positif. Para generasi LDII di setiap penjuru, harus menjadi humasnya LDII. Dengan demikian, para generasi muda dibekali mengenai jurnalistik itu, agar mampu mengedukasi para warga LDII lainnya di daerah masing-masing.
Pemanfaatan media sosial platform Instagram dan Tiktok yang digandrungi generasi Z sekarang, juga perlu menjadi sasaran penyebaran branding yang positif. “Anak muda yang senang menggunakan gadget-nya bisa beramal saleh dengan membuat dan memposting konten yang menarik dan positif,” ujar Rulli.
Sementara itu, pengasuh Ponpes Minhajurrosyidin KH. Imansyah yang memberi sambutan, mengapresiasi terselenggaranya acara dan kehadiran para peserta. Ia mengingatkan para peserta yang didominasi anak muda itu untuk menggunakan media sosial dengan baik. “Mengutip pepatah ulama, kebenaran yang tidak terorganisir, bisa kalah dengan kejahatan yang terorganisir,” ujar Imansyah.
Ia mengatakan kaderisasi pemuda di bidang publikasi media, mampu menghasilkan dan mengedepankan berita yang baik. “Mungkin masih banyak orang belum tahu LDII lebih jauh, hanya dengan pemberitaan baik yang dihasilkan dari pelatihan inilah yang mampu menyebarkan apa itu LDII,” kata Imansyah.
Editor : Yuswantoro
Artikel Terkait