Kini, di penghujung kariernya, Dovi kembali mengenang masa-masa persaingannya dengan juara MotoGP enam kali itu yang dianggapnya sangat menyenangan. Menurutnya, meski saat itu mereka bersaing sengit di atas trek, mereka tidak pernah terlibat insiden atau perseteruan apapun baik di dalam dan di luar sirkuit.
“Apa yang terjadi antara Marc dan saya agak aneh karena saya pikir dia selalu sangat dekat dengan batas, terkadang bahkan melebihinya, termasuk dengan saya. Tetapi ketika saya melawannya, tidak ada hal buruk yang terjadi,” kata Dovizioso dilansir dari Speedweek, Sabtu (27/8/2022).
“Saya pikir itu adalah konsekuensi dari bagaimana saya berpacu dengannya. Itu agak aneh, tetapi pada akhirnya itu sangat menyenangkan karena tidak pernah terjadi apa-apa di antara kami. Sebagian besar waktu itu dekat, tetapi cara saya melawannya berbeda dari yang lain,” imbuhnya.
“Dengan sebagian besar pengemudi, itu seperti ‘Anda mengerem terlambat, saya mengerem nanti. Kamu agresif, aku lebih agresif,’ saya pikir itu hal terburuk yang bisa Anda lakukan dengan Marc. Saya sadar akan hal itu, jadi saya tidak bertindak seperti itu. Itu psikologis, setidaknya 95 persennya,” tuturnya.
Sebagai informasi, dalam 345 balapannya di dunia Grand Prix, Dovi berhasil meraih 24 kemenangan, 20 pole position dan 22 lap tercepat. Dia menjadi juara dunia kelas 125 cc pada 2005 lalu dengan Honda, menjadi runner up kelas 250 cc 2006-2007, runner up MotoGP 2017 dan 2019 dan peringkat ketiga kelas 250 cc 2005 dan peringkat ketiga MotoGP 2011.
Editor : Yuswantoro