Herman Deru terpilih menjadi Bupati Ogan Komering Ulu (Oku) Timur pada tahun 2005. Herman Deru sangat dipercaya warga sehingga terpilih kembali sebagai bupati di periode kedua 2010 - 2015. Selama menjabat sebagai bupati, Herman Deru memiliki julukan yang unik yaitu “Bupati 25”, julukan tersebut dikaitkan dengan kebiasaan unik Herman Deru menurut takaran cara kerja bupati pada umumnya.
Beliau datang ke kantor untuk kerja hanya 2 kali, sedangkan 5 hari sisanya digunakan untuk turun langsung ke lapangan, mengunjungi desa, berbicara dengan warga, dan mencatat berbagai keinginan dan masalah warga.
Inilah alasan lain mengapa Herman Deru lebih memilih tinggal di rumah mendiang ayahnya H. Hamzah di Belitung daripada di rumah dinasnya di Martapura. Di Belitang, warga tidak segan-segan datang dan pergi menyampaikan permasalahan mereka.
Selain itu, beliau mengeluarkan kebijakan penggunaan bahasa daerah yaitu Komering dan Jawa. Ini termasuk bahasa asli lainnya di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Penduduk OKU Timur wajib menggunakan bahasa daerah Komering pada tanggal 5 setiap bulannya, bahasa Jawa pada tanggal 15, dan bahasa ibu atau daerahnya setiap tanggal 25.
Sehubungan dengan itu, pemerintah daerah juga sudah menerbitkan kamus bahasa daerah Komering dan bahasa Jawa beserta artinya yang menggunakan bahasa Indonesia.
Kemudian, pada Pilkada 2018, Herman Deru berpasangan dengan Mawardi Yahya mencalonkan diri sebagai gubernur dan wakil yang didukung oleh tiga partai, yaitu PAN, Nasdem, dan Hanura. Herman Deru dan Mawardi Yahya berhasil memperoleh suara terbanyak.
Nah, itulah profil Herman Deru Gubernur Sumatera Selatan yang awalnya beliau sebagai wirausaha, PNS hingga bupati.
Editor : Yuswantoro