get app
inews
Aa Text
Read Next : Timnas Indonesia Lolos ke 16 Besar Piala Asia untuk Pertama Kali dalam Sejarah

Travel Blogger Ceritakan Keseruan Wisata Alam di Way Kanan

Senin, 27 Juni 2022 | 13:15 WIB
header img
Warna batu yang berlapis-lapis itu juga jadi salah satu kelebihan Putri Malu. Tampak seperti granit yang dibungkus oleh tanaman atau mungkin rumput yang menempel dan tumbuh di sana sini. (Foto: Dok. Annie Nugraha)


Lokasi Air Terjun Putri Malu Way Kanan. (Foto: dok. Annie Nugraha)

Tiba di Putri Malu.  Air Terjun Indah yang Masih Perawan

Disambut dengan hujan rintik-rintik yang mulai berisik diantara goyangan daun dan pohon, saya pun turun dari motor dengan perjuangan melawan pinggang yang mulai tegang.  Beberapa menit saya berusaha mengatur nafas, meluruskan badan, tapi mata terpaku melihat sebuah keindahan alam di depan mata.  

Sebuah kepingan surga jatuh di depan mata.

Terkepung hutan dan lembah yang cukup dalam, bertemu Putri Malu, menjawab kerinduan saya akan wisata air terjun yang masih belum tercemar tangan-tangan nakal dan polesan disana-sini.  Terakhir ketika saya terlibat dalam perencanaan, diskusi estafet, dan pembangunan sebuah tempat wisata di Bali dan Pacitan beberapa tahun yang lalu, mendadak semua konsep yang pernah tergambar baik di atas kertas, muncul kembali dan berlari kencang di atas kepala.


Air Terjun Putri Malu dengan ketinggian sekitar 80m. (Foto: dok. Annie Nugraha)

ahkan sebelum berjuang turun mencapai dasar air terjun pun, saya sampai tidak konsen melangkah hingga hampir ndelongsor jatuh di atas tanah liat dan batu-batu yang mulai licin terhantam rintik hujan, gegara ide yang tak terbendung.  

Syukurnya banyak anak-anak muda dari Komunitas Wisata Way Kanan yang begitu aware atas keselamatan saya hari itu.  Mereka sungguh sigap memantau setiap langkah saya agar tak terjauh, bahkan terpeleset sekalipun.  Makasih untuk setiap gandengan dan pegangan yang kuat dan kokoh sehingga saya tidak sekalipun terjerembab.  Repot bener ya ngurusin emak-emak.

Berjalan dalam keadaan pijakan berair itu memang harus diniatkan ya.  Melihat tanah benyek dan batu-batu besar dengan pinggiran lancip seperti pensil yang baru diserut, benar-benar, sekali lagi, menguji mental saya.  Jurang kecil diantara batu menuju pijakan berikutnya pun cukup tinggi untuk sekedar (hanya) diloncati.  Tangga bambu dengan pijakan yang jauh satu sama lain pun, disediakan untuk mengakomodir pengunjung yang ingin turun dan menikmati spot ini dari dekat.

Melihat terjalnya posisi tangga bambu, saya memutuskan untuk turun dengan cara mundur ketimbang memiringkan badan dengan tentu saja kebutuhan keseimbangan yang lebih mumpuni.

Tiba di bawah dan menyentuh air, arus deras pun menyambut kedatangan saya di sini.  Sebuah batang pohon besar tampak telentang menghubungkan kedua sisi lembah. Gemuruh air terjun dari ketinggian, sekitar 80an meter, menembus gendang telinga.  Cipratan airnya pun menyentuh muka dan sekujur tubuh.  Basah kuyup pun tak terhindarkan.  Hujan semakin deras tapi tidak melunturkan semangat kami untuk tetap berada di sini dan menikmati kebersamaan.

Editor : A. Natalis Sapta Aji

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut